Udara dingin menembus melalui celah-celah blazerku. Bersama Icha,
Indah, dan Titis kami berjalan lurus tanpa tujuan yang jelas. Di luar
hujan sangat deras, kami putuskan untuk berada di tempat ini sedikit
lebih lama lagi.
Bagi saya, mall adalah suasana baru. Bukan berarti saya tidak pernah
berkeliaran di tempat ini, hanya saja saya tidak seakrab mereka bertiga.
Tak ada salahnya sesekali menghabiskan waktu bersama tiga cewek ini.
Maklum, semenjak ketagihan menjadi backpacker, saya cukup jarang
berada di rumah. Mungkin musim hujan inilah, waktu yang tepat untuk
libur backpacking.
Lelah berjalan tanpa tujuan, kami duduk di sebuah café. Kupesan
coklat panas untuk menghangatkan tubuh. Baru beberapa detik kusandarkan
tubuh ke sofa, saya dihujani berbagai pertanyaan tentang kisah-kisah
perjalananku. Mereka memang belum pernah melakukan perjalanan jauh.
“kamu makin eksotis aja Ri, memang tempat yang kamu datangi seperti apa?” celetuk Indah.
“Jalan-jalan sama backpacker cowok enak ya, bisa tuker pikiran, gak ribet pula, nggak kayak
cewek?” timpa Titis.
“Eh, cowok backpacker itu asik gak sih? Kok kayaknya tipe-tipe supel ya?” Icha tak mau kalah.
Dari ketiga pertanyaan itu, saya sudah menyimpulkan. Sepertinya
mereka lebih tertarik bertanya tentang backpacker cowok dari pada
destinasi yang saya kunjungi. Terang saja mereka penasaran pada para
backpacker cowok, mereka memang belum pernah berinteraksi apalagi
menghabiskan waktu untuk berpetualang bersama.
Dulu, sebelum saya menjajal bepergian bersama beberapa teman
backpacker cowok, selentingan pertanyaan-pertanyaan juga sering
bermain-main di pikiran saya, seperti halnya Icha, Indah, dan Titis saat
ini.
Sekiranya hanya menebak-nebak karakter kalian, kami sering berpikir sepihak tentang kalian.
1. Kalian Itu Misterius
Kalian para backpacker cowok mungkin tidak tahu kalau kami para cewek
terkadang juga berpikir dan bertanya-tanya tentang kalian. Barang satu,
dua menit ketika melihat backpacker cowok di lorong stasiun. Puluhan
pertanyaan muncul di benak kami.
Percayalah, sebenarnya kami sangat ingin bertanya ke mana destinasi
kalian, apa yang kalian cari, tidakkah cowok seharusnya lebih produktif
bekerja dibandingkan dengan bepergian tidak jelas, dan mengapa kalian
menghabiskan waktu untuk hal-hal semacam ini ketimbang serius mengejar
karir?
2. Kalian Itu Keren
Bagi kami, cowok yang suka berpetualang adalah tipe cowok yang
mandiri, tidak manja, tidak suka bergantung dengan uang untuk dapat
menikmati suatu destinasi secara mewah. Terlebih backpacker yang
menyukai tantangan, itu adalah poin plus di mata kami. Menyukai
tantangan berarti kalian pemberani. Kami simpati dengan para pemberani,
kami menganggap tipe cowok seperti itu adalah orang yang dapat
melindungi kami.
Beberapa kali saya melancong, tidak jarang terjadi risiko-risiko yang
menimpa selama perjalanan, misalnya ketika kami berdesakan di sebuah
stasiun kereta saat menuju Surabaya, salah satu teman backpacker cowok
tanpa segan-segan menjaga saya dengan kedua tangannya agar tidak
tersenggol di kerumunan.
Saat kami berada di Pasar Sukowati, Ozi, salah satu teman kami tanpa
ragu mengejar pencopet yang dengan sengaja telah merogoh dompet dalam
tas saya. Tindakan-tindakan seperti itu yang membuat kalian keren di
mata kami.
3. Pasti Wawasan Kalian Luas
Kalian sering bepergian, dinamis, tidak terbatas hanya pada satu
tempat dengan pekerjaan dan rutinitas sama setiap harinya. Kami selalu
berpikir, pasti menyenangkan apabila memiliki waktu berbincang dengan
kalian hanya untuk bertukar pikiran dan bertanya tentang petualangan
yang telah kalian lalui di tempat baru dengan orang-orang baru. Kami
juga ingin menambah wawasan lewat cerita-cerita petualangan kalian di
luar sana. Bagaimana budayanya, kuliner, keindahan tempat, bahkan cara
kalian untuk berhemat di perjalanan.
4. Kalian Ramah dan Terbuka
Suatu ketika, dalam kereta api ekonomi, saya menjumpai tiga orang
backpacker cowok dengan tas carrier besar. Kebetulan mereka satu bangku
dengan saya. Tanpa canggung mereka membuka pembicaraan terlebih dahulu.
Perjalanan Jakarta-Semarang tak tersasa membosankan. Kami berbincang dan
saling sharing tentang suatu destinasi dan perjalanan, seakan telah
lama mengenal satu sama lain. Membuka diri dengan orang baru, setahuku
itulah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap backpacker.
Sifat ramah kalian inilah yang membuat kami ingin untuk berlama-lama
bertukar pikiran dengan kalian.
5. Hidup Kalian Bebas
Kalian tidak terikat dengan suatu pekerjaan yang memenjarakan kalian
di sebuah meja dan laptop dalam ruangan ber-AC. Kami selalu berpikir
bahwa hidup kalian itu seperti burung. Bebas kemanapun kalian pergi,
berpetualang tanpa beban. Kalian juga seperti kecoa, simple dan mudah
beradaptasi.Terkadang, kalian juga menginspirasi kami. Kami juga ingin
berpetualang selepas kalian tanpa adanya embel-embel perbedaan gender.
Hujan pun telah berhenti, waktunya kami menyudahi segelintir
perbincangan. Perbincangan yang mewakili pikiran sebagian di antara kami
tentang kalian. Entahlah, perbedaan gender memang membuat kami
bertanya-tanya tentang salah satu satu sisi dari kalian.
Jauh dari itu, banyak yang ingin kami ketahui lebih dari tujuan
destinasi kalian. Mungkin hanya backpacking bersama lah yang dapat
membuktikan kebenaran-kebenaran apa yang kami pikirkan selama ini
tentang kalian.